Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Aceh, Safaruddin, SH, MH kembali menjadi narasumber peHTem edisi Senin, 11 Desember 2023 episode ke 33 Tahun ke IV dengan tema: YARA Desak Pemerintah Aceh Tampung Rohingya, Kenapa Masyarakat Menolak? yang dipandu oleh host Irhamni Malika Jangan lupa like share comment and subscribe.

Sukses Karena Gemblengan PII

AK JailaniSayed Muhammad Husen, Ketua Bidang Kaderisasi PW PII Aceh (1988-1990) dan Ketua Bidang Ekstern/Humas PW PII Aceh (1991-1992)
A A A

Saya sempat mengkofirmasi kepada Abu AR, apakah benar apa yang ditulis oleh Prof A Hasjmy bahwa DI/TII berjuang untuk meluruskan Pancasila yang diselewengkan oleh Presiden Soekarno. Tidak banar. Bukan itu

Sayed Muhammad Husen Ketua Bidang Kaderisasi PW PII Aceh (1988-1990) dan Ketua Bidang Ekstern/Humas PW PII Aceh (1991-1992)

Memasuki sebuah organisasi adalah dalam rangka berhimpun dalam wadah pembelajaran, memperkaya pengalaman, dan meningkatkan jaringan pertemanan secara berkelanjutan. Demikian pula bergabung dengan organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII), selain sebagai wadah belajar dan melatih diri melalui berbagai jenjang training, juga menambah pengalaman melalui kepanitiaan kegiatan dan kepengurusan, sekaligus membanyak jumlah teman (sahabat), serta memperluas akses ke berbagai pihak.

Karena itu, setelah dua kali saya mengikuti training PII mulai merasakan manfaat dan dampak positif. Saya mulai lebih percaya diri, lebih tahu pentingnya melejitkan potensi diri, dan tumbuhnya kepemimpinan. Hal itu dapat dilihat misalnya ketika kelas dua SMAN I Sabang (1984), saya terpilih menjadi Ketua OSIS. Jabatan yang tidak lazim dijabat oleh anak kampung, yang jauh tinggal dari pusat kota, Balohan. Saya harus menempuh transportasi yang kadang tidak lancar sepuluh kilometer. Saya yakin, bisa jadi Ketua OSIS pasti ada pengaruh mengikuti “gemblengan” PII dan rekomendasi guru yang juga berlatar belakang PII, misalnya Sanusi Harun.

Selain menjadi Ketua OSIS, saya juga sering menjadi pemenang lomba pidato tingkat Kota Sabang, bahkan pernah dikirim sebagai utusan KNPI Sabang mengikuti lomba pidato tingkat provinsi Aceh (1984). Dapat mewakili KNPI tentu saja tak terlepas dari rekomendasi senior PII yang juga Ketua KNPI Sabang, Kanda Ramli Yus. Pernah juga juara 2 lomba pidato tingkat pelajar se Aceh dalam rangka Lokakarya Siswa SLTA se Aceh di Krueng Jreu, Indrapuri, Aceh Besar (1984) dan peserta Cerdas Cermat Al-Quran MTQ Tingkat Provinsi di Langsa tahun 1984. Semua ini pasti ada pengaruhnya dari pembinaan yang dilakukan PII.

Dampak binaan PII lainnya, saya dipercayakan membaca makalah Ketua MUI Sabang Abu H AR Hasyim dalam Pekan Orientasi BKPRMI di Masjid Babussalam Sabang (1983). Dalam pandangan seorang pelajar tentu saja Ketua MUI terlalu hebat dan berwibawa, jadi pantas bangga ditunjuk membaca makalah yang dia presentasikan. Dia beralasan suaranya tak terlalu keras lagi. Padahal, bisa jadi dalam rangka memberanikan seorang peserta tampil dihadapan ulama.

Saya terus merawat silaturrahim dengan AR Hasyim, apalagi ayah memberitahukan, bahwa dia adalah tokoh DI/TII pimpinan Abu Dawud Beureu-Eh. Saya sempat mengkofirmasi kepada Abu AR, apakah benar apa yang ditulis oleh Prof A Hasjmy bahwa DI/TII berjuang untuk meluruskan Pancasila yang diselewengkan oleh Presiden Soekarno. “Tidak banar. Bukan itu. DI TII berjuang berdasarkan ideologi Islam. Tegaknya negara Islam yang diperjuangkan. Saya termasuk salah seorang ideolognya,” tegas Abu AR.

Dampak lain dari training, kepengurusan, dan pembinaan PII, saya mendapat kesempatan menjadi formatur pertama pembentukan Remaja Masjid Babussalam Balohan (sekarang Masjid Syuhada) bersama Ismail Thaher (lurah), Muhammad Hanafiah (Ketua PK PII), dan Ridwan (pegawai kantor camat). Kami sepakat menunjuk Azhari Usman (pegawai kantor camat) sebagai ketua remaja masjid periode pertama. Ketika itu, tak ada pemilihan, sebab baru terbentuk. Azhari bersama kawan-kawan menyusun pengurus lengkap dan membuat program kerja. Remaja Masjid kemudian menjadi mitra PK PII Sukayaja--diketuai Muhammad Hanafiah--dalam melakukan berbabagi kegiatan, pembinaan pemuda/remaja, memakmurkan masjid, menyelenggarakan peringatan hari-hari besar Islam, MTQ, serta aneka lomba keislaman lainnya.

Penulis
*) Sayed Muhammad Husen
Ketua Bidang Kaderisasi PW PII Aceh (1988-1990) dan Ketua Bidang Ekstern/Humas PW PII Aceh (1991-1992)

Komentar

Loading...