Piala AFF: Indonesia 2-1 Vietnam
Serangan Balik Indonesia Buat Vietnam Kerepotan

Tim nasional Indonesia menang 2-1 atas Vietnam di partai leg pertama semifinal Piala AFF 2016. Pertandingan memang berjalan cukup sengit. Nguyen Van Quyet sempat membalas gol Hansamu Yama, sebelum akhirnya gol Boaz Solossa tak mampu dibalas lagi kubu Vietnam.
Pada laga ini, Indonesia turun dengan susunan pemain yang berbeda dengan biasanya. Absennya Fachrudin Aryanto dan Yanto Basna karena akumulasi kartu kuning digantikan Manahati Lestusen dan Hansamu Yama.
Sementara itu tak ada Evan Dimas dalam susunan pemain utama Indonesia. Ia baru masuk pada babak kedua. Pelatih timnas Indonesia Alfred Riedl lebih memilih duet Bayu Pradana dan Stefano Lilipaly di lini tengah. Di lini depan, Boaz ditandemkan dengan Ferdinan Sinaga.
Begitu juga dengan Vietnam yang mengubah susunan pemain utamanya. Pelatih timnas Vietnam Nguyen Huu Thang tidak memainkan Aun Van Hoan dan Ngo Hoang Tinh. Sebagai gantinya Bui Tien Dung dan Le Van Thang bermain sejak menit pertama.
Pertandingan sendiri sebenarnya berjalan berimbang. Namun terdapat beberapa faktor yang membuat Indonesia mampu mengalahkan Vietnam pada laga ini.
Koordinasi Lini Pertahanan Indonesia Sempat Goyah
Indonesia kebobolan lewat situasi yang sebenarnya cukup kontroversial. Benny Wahyudi dianggap melakukan pelanggaran pada Le Cong Vinh di kotak penalti yang mengakibatkan penalti untuk Vietnam. Van Quyet yang memang spesialis penalti Vietnam pun tanpa hambatan menaklukkan kiper Indonesia, Kurnia Meiga.
Namun, sebelum terjadinya pelanggaran yang berujung penalti tersebut, menarik untuk disoroti bagaimana penjagaan pemain di lini pertahanan Indonesia yang berhasil dimanfaatkan Vietnam. Tranh Dinh Dong bisa melepaskan umpan silang dengan leluasa karena penjagaan pemain yang kurang maksimal dari pemain bertahan Indonesia.
Dari situasi di atas terlihat kedua sayap pemain Vietnam begitu bebas. Andik Vermansah dan Rizky Pora terpancing bergerak ke tengah meski di sana terdapat dua gelandang tengah, Lilipaly dan Bayu Pradana. Rizky Pora sebenarnya langsung meng-cover sisi tersebut tapi ia tidak agresif dalam merebut bola.
Koordinasi pertahanan yang kurang baik membuat penjagaan antar pemain di kotak penalti Indonesia tampak kacau. Manahati terpancing mengejar pemain yang berada jauh di areanya. Ini yang membuat Hansamu dan Benny harus menghadapi tiga pemain di mulut gawang.
Namun situasi seperti ini hanya terjadi pada awal-awal pertandingan saja, khususnya pada babak pertama. Indonesia yang memainkan garis pertahanan rendah di awal pertandingan dibarengi dengan jarak antar pemain yang rapat (seperti terlihat di atas).
Rapatnya jarak antar pemain ini dilakukan untuk menghindari celah yang kerap terjadi di antara dua bek tengah dan dua gelandang tengah. Dengan skema ini pula Vietnam tak bisa menyerang lewat tengah, melalui kemampuan individu pemain-pemainnya. Total Vietnam bahkan hanya mampu melepaskan enam tembakan saja, dengan dua yang mengarah ke gawang.
Serangan Balik Indonesia Merepotkan Vietnam
Sama seperti Vietnam, sebenarnya Indonesia juga cukup kesulitan dalam membongkar pertahanan Vietnam. Garis pertahanan rendah yang dipraktikkan Indonesia pada babak pertama membuat Indonesia sering kalah jumlah kala melakukan serangan balik. Tak jarang Andik-Boaz-Ferdinan seringkali menghadapi empat hingga lima pemain bertahan Vietnam yang bermain disiplin pada laga ini.
Vietnam sendiri tampak sadar jika Indonesia berpotensi memiliki serangan balik yang membahayakan. Maka cara yang dilakukan oleh skuat asuhan Nguyen Van Huu Thang ini adalah melancarkan tekel-tekel agresif. Total 15 pelanggaran dilakukan Vietnam (Indonesia 10 pelanggaran). Tak sedikit pelanggaran keras dilakukan Vietnam ketika Indonesia hendak membangun serangan.
Indonesia memang mengandalkan kecepatan para pemainnya pada laga ini. Tak heran Andik dan Rizky Pora menjadi pemain tersibuk kala Indonesia membangun serangan. Namun situasi kalah jumlah pemain di lini pertahanan Vietnam membuat Indonesia cukup sulit membuahkan peluang.
Akan tetapi Indonesia berhasil memanfaatkan bola-bola mati untuk menaklukkan Vietnam. Gol Hansamu Yama tercipta melalui skema sepak pojok. Sementara gol Boaz terjadi lewat titik putih.
Hanya saja kedua gol tersebut terjadi setelah Indonesia melancarkan serangan balik melalui umpan jauh dari pemain bertahan. Pada gol Hansamu, sepak pojok terjadi setelah Boaz yang mendapatkan umpan jauh membahayakan gawang Vietnam sehingga bola harus dibuang oleh pemain Vietnam yang berbuah tendangan penjuru. Sementara pada gol Boaz terjadi melalui skema serangan balik dari umpan panjang Abduh Lestaluhu pada Lilipaly yang kemudian gelandang asal Belanda tersebut dilanggar di kotak penalti Vietnam.
Sejak fase grup, Indonesia memang memiliki serangan balik membahayakan. Kecepatan dan kualitas yang dimiliki Boaz serta kedua sayap Indonesia yaitu Andik dan Rizky Pora menjadi momok menakutkan bagi lini pertahanan lawan. Pada laga ini, Indonesia mencatatkan 10 tembakan dengan lima yang mengarah ke gawang.
Perubahan Strategi Riedl Pada Babak Kedua
Pada laga ini, Indonesia mengalami siklus naik turun sepanjang pertandingan. Memulai laga dengan lambat, lalu permainan mulai membaik, hanya saja kembali melemah menjelang akhir pertandingan.
Membaiknya permainan Indonesia sendiri tak lepas dari perubahan strategi Riedl pada babak kedua. Jika pada babak pertama Indonesia bermain rapat di belakang, pada awal babak kedua Indonesia bermain rapat di tengah.
Gaya menekan Indonesia pada babak kedua memang berubah. Hal ini terlihat dari Ferdinan dan Boaz yang lebih aktif dalam mengganggu pemain bertahan Vietnam yang menguasai bola. Dengan pressing agresif yang dilakukan kedua penyerang, praktis lini tengah dan lini belakang pun harus ikut naik untuk menjaga kerapatan antar pemain.
Selain itu, Riedl juga memasukkan Lerby Eliandri untuk menggantikan Ferdinan. Upaya ini dilakukan agar Indonesia lebih sering menciptakan peluang melalui umpan-umpan silang ataupun umpan-umpan panjang dengan memanfaatkan ketangguhan duel udara penyerang milik Pusamania Borneo FC ini. Lerby setidaknya menciptakan dua peluang pada laga ini.
Meskipun begitu, gaya pressing yang dilancarkan Indonesia membuat intensitas serangan Indonesia yang cepat sejak awal pertandingan semakin melemah jelang menit-menit akhir pertandingan. Andik dan Boaz yang sering mengawali serangan Indonesia pun mulai kesulitan membagikan bola. Keduanya pun kemudian diganti oleh Evan Dimas dan Zulham Zamrun.
Menjelang akhir pertandingan, Vietnam mulai balik menguasai jalannya pertandingan. Namun dengan lugasnya pertahanan Indonesia dan jarak antar pemain yang rapat, Indonesia akhirnya mampu mengamankan skor untuk mengemas kemenangan 2-1.
Kesimpulan
Serangan balik Indonesia sekali lagi membuktikan jika Indonesia memiliki serangan yang cukup bisa diandalkan. Jangan lupakan pula bahwa dengan dua gol ini Indonesia tercatat selalu mencetak dua gol di sepanjang pertandingan Piala AFF 2016 ini.
Meskipun begitu, Vietnam berpotensi memberikan ancaman yang lebih dahsyat pada pertemuan kedua nanti di Hanoi. Apalagi dengan modal satu gol di Stadion Pakansari, kemenangan 1-0 di kandang sendiri nanti sudah cukup bagi Vietnam untuk menyingkirkan Indonesia.
Komentar