Usai Dubes Rusia Ditembak Mati,
Penembakan Incar Kedubes AS di Turki

ANKARA - Sekitar delapan hingga sembilan tembakan diletuskan pria bersenjata di depan kantor Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Ankara, Selasa (20/12/2016) dini hari. Kedubes AS jadi incaran penembakan hanya beberapa jam setelah Duta Besar Rusia untuk Turki Andrey Karlov ditembak mati di kota yang sama.
Pria bersenjata yang mengumbar tembakan di depan Kedubes AS diidentifikasi bernama Sahir S. Kepolisian Turki belum memberikan keterangan, apakah ada ada korban atau tidak dalam serangan di depan Kedubes AS.
Kedubes AS, seperti dilaporkan Russia Today, dijaga ketat setelah penembakan tersebut. Tersangka penembakan diketahui mendekati Kedubes AS dengan membawa pistol sekitar pukul 04.30 pagi waktu Ankara.
Tersangka telah ditengkap. Saat ia dibawa ke mobil van oleh polisi, tersangka berteriak, ”Jangan bermain dengan kami”.
Sahir, menurut laporan media Turki, berusia antara 40 hingga 50-an tahun. Kedubes AS meminta warga menghindari lokasi penembakan hingga Selasa pagi.
Aksi penembakan di depan Kedubes AS ini hanya berjarak setengah mil dari lokasi pembunuhan terhadap Dubes Rusia, Andrey Karlov, 62, oleh perwira polisi nonaktif Turki, Mevlut Mert Altintas, 22.
Sebuah rekaman video aksi Altintas menunjukkan, bahwa dia mengumbar sekitar lima tembakan ke tubuh Karlov dari arah belakang saat korban berpidato untuk membuka pameran seni. Pelaku menembak lagi ketika korban tersungkur di lantai.
Dalam aksinya seperti terekam kamera, pelaku mengklaim aksinya sebagai jihad atas nama Nabi. ”Kami adalah keturunan dari mereka yang mendukung Nabi Muhammad untuk jihad,” kata Altintas dalam video tersebut.
“Jangan lupa tentang Aleppo. Jangan lupa tentang Suriah. Selama tanah kami tidak aman, Anda tidak akan merasakan aman. Hanya kematian akan membawa saya keluar dari sini. Siapapun yang memiliki peran dalam penindasan ini, mereka semua akan mati satu per satu,” teriak Altintas setelah menembak mati Dubes Karlov.
Komentar