ACEHIMAGE.COM - Kebudayaan dan kearifan lokal di Gayo kian tergerus oleh moderenisasi. Sehingga di khawatirkan warisan yang ditinggal oleh Indatu itu akan punah.

Di Dataran Tinggi Gayo (DTG) Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah dan Gayo sangat heterogen terdiri dari berbagai suku, seperti Gayo, Aceh, Jawa, Batak, Padang dan suku lainnya dengan budaya masing-masing.

"Pendudu disini (Bener Meriah ) sangat heterogen, ada Gayo, Aceh, Jawa, Batak, Padang dan suku lainnya. Untuk itu dalam menjaga kebudayaan dan kearifan lokal masing-masing perlu penguatan-penguatan kembali budaya yang diwariskan Indatu,"kata Surya Edi Rahman Kasubid ketahan ekonomi dan sosial budaya Kesbangpol Aceh. Kamis 22 Juni 2023 di Bener Meriah.

Dalam menguatkan hal itu, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Aceh bekerjasama dengan Kesbangpol Bener Meriah menggelar Forum Group Discussion (FGD) tentang Ketahanan Sosial Budaya berbasis kearifan lokal.

Ia berharap melalui FGD itu muncul ide-ide baru dari peserta sebagaimana diketahui saat ini adalah era-era kreatifitas menuju Aceh lebih maju kedepan khususnya di Bener Meriah.

Kita ketahui bersama, kata Surya, barometer budaya salah satunya ada di tanah gayo. Justru itu, dalam FGD ini kita melibatkan pegiat seni budaya, tokoh masyarakat, tokoh adat dan LSM yang ada di Bener Meriah. Ungkapnya.

"Harapan kita kearifan - kearifan lokal lebih menonjol dan lebih maju lagi kedepannya, dan didorong untuk generasi-generasi yang akan datang,"pintanya.

Sementara itu, Mulyadi dari mewakili Kaban Kesbangpol Bener Meriah menyampaikan, sebanyak empat narasumber dihadirkan dalam FGD tersebut diantaranya, Hasan Basri M Nur ( Dosen prodi komunikasi dan penyiaran Islam (KPI) fakultas dakwah dan komunikasi UIN Ar Raniry, Mulyadi Kabid Promosi Dinas Pariwisata Bener Meriah, Surya Edi Rahman Kasubid Kesbangpol Aceh, dan Herman dari Alumni Universitas Gajah Putih Takengon.