Aceh Barat Kembali Dikepung Banjir

ACEH BARAT - Sebanyak tiga kecamatan di Kabupaten Aceh Barat kembali dilanda banjir, setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak kemarin, akibatnya Daerah Aliran Sungai (DAS) Meurebo meluap dan merendam permukiman warga, Senin (2/12/2019).
Adapun tiga Kecamatan tersebut meliputi, Kecamatan Pente Ceuremen, Kecamatan Johan Pahlawan, dan Kecamatan Mereubo dengan jumlah mencapai tujuh desa yang terendam.
Pantauan media ini, di Desa Pasi Mesjid, Kecamatan Meurebo, Kabupaten Aceh Barat, banjir sudah memasuki permukiman warga sejak Minggu malam, hingga Senin, 2 Desember 2019 dini hari, dengan ketinggian air mencapai 50 hingga satu meter yang sudah merendam rumah warga.
Mulanya sekitar pukul 11:00 WIB ketinggian air hanya setingkat lutut laki laki-laki dewasa. Namun, dalam kurun waktu dua jam, air sudah naik hingga sampai setingkat paha lutut orang dewasa. Bahkan saat ini warga terlihat mulai memindahkan perabotan rumah tangga ke lokasi yang lebih tinggi.
Dilokasi juga terlihat, aktivitas warga kini masih normal. Namun, kendaraan yang biasa digunakan sebagai alat transportasi kini tidak bisa digunakan karena terendam air.
Kepala Desa Pasi Masjid, Irmadi mengatakan. Air banjir yang merendam rumah penduduk disana tersebut merupakan air kiriman dari kecamatan lain. Apabila luapan air semakin meninggi dan berpotensi membuat warga mengungsi.
”Kalau saat ini masih sekitar 70 centimeter di jalan dan 50 cm di dalam rumah, belum semua rumah terendam karena kondisi air masih tahap naik, perkiraan kita ini adalah air kiriman dari Kecamatan Pante Cereumen, karena kalau disan sudah banjir maka kita akan terkena imbasnya,” kata Irmadi kepada acehimage.com.
Ia juga menjelaskan, Pasi Masjid sudah menjadikan banjir sebagai rutinitas setiap tahunnya, apabila di wilayah Pante Cereumen sudah terendam banjir maka desa mereka juga mengalami hal serupa. Hal itu turut disebabkan oleh tidak adanya tanggul penahan air di sungai, sehingga ketika debit air meningkat di DAS Mereubo, maka akan meluap ke permukiman.
“Kita berharap pemerintah bisa segera membangun tanggul agar tidak lagi air dari sungai masuk ke permukiman, ini sudah menjadi rutinits bagi desa, harus segera ditanggulangi,” sebut Irmadi.
Meski belum ada yang mengungsi, warga tetap waspada sewaktu waktu air susulan kembali masuk ke permukiman dan menyebakan air semakin tinggi.
Komentar